Saturday, September 6, 2014

BAHAN BKSN 2014 MINGGU PERTAMA PAROKI BEDUAI


KEJADIAN 18:1-15
TEMA MINGGU PERTAMA BULAN KITAB SUCI NASIOANAL 2014
‘KELUARGA SEBAGAI TEMPAT KEHADIRAN ALLAH”

Oleh: P. Patrisius Dua Witin, CP


A.    Mengenal Teks Sesuai dengan Konteks

Abraham kita kenal sebagai bapa orang beriman dan bapak dari semua bangsa. Bapa semua bangsa meliputi semua bangsa di bumi tanpa memandang agama manapun.  Ini dapat dilihat dalam genealogi keturunan Abraham di bawah ini.
 Bagan genealogi Abrahan di atas dapat kita simpulkan bahwa semua bangsa manusia di bumi ini adalah saudara dari keturunan yang sama yaitu Abraham.  Jadi kita dengan orang Muslim adalah saudara.[1] Proses regenerasi keturunan Abraham melalui jalan berliku-liku. Apakah memang Tuhan menguji kesabaran Abraham untuk menjadikan bangsa manusia di dunia ini beragam bentuknya? Salah satu liku liku proses keturunan Abraham dapat kita temukan dalam teks Kejadian 18:1-15 yakni TUHAN[2] datang ke rumahnya  membawa Kabar sukacita.
Dalam teks ini nampaknya Abraham dan istrinya sedang dalam keadaan putus harapan, kecewa dengan TUHAN karena janji tentang keturunan sebanyak bintang di langit dan pasir di pantai laut tak kunjung tiba, sementara mereka semakin tua.  Keduanya mengasingkan diri di Hebron[3] dekat pohon Tarbantin di Mamre (Ayat.1).  Menurut tradisi, ini adalah pohon Kramat yang ada di Mamre. [4]
Ketika Abraham sedang duduk santai di pintu kemahnya, tiba-tiba ada tamu asing, orang yang tak dikenal berdiri di depannya, (ayat 2).  Alkitab tidak mencatat dari arah manakah mereka datang.  Tiga orang yang tak dikenal itu tiba-tiba menampakan dirinya di depan Abraham. Abrahan lari menyongsong para tamu itu dan bersujud di hadapan mereka (ayat 2).  Penyambutan seperti ini adalah hal yang luar biasa dalam tradisi orang Timur.  Sama hal  dalam tradisi orang Ataili, kita tak pernah menyambut tamu dengan bersembah sujud melainkan hanya jabat tangan  sambil menanyakan nama dan asal. Tindakan Abraham dengan bersembah sujud dapat dipastikan bahwa salah seorang tamu tersebut adalah Yahweh (TUHAN) bersama dengan dua orang Malaikat.  Catatan kepastian ini di tulis oleh penulis Kitab Kejadian pada keterangan awal (ayat 1) dan akhir dari teks ini (ayat 13-15). Abraham sepertinya telah mengetahui bahwa tiga orang tamu  tersebut  salah satu di antaranya adalah Tuhan.
Abraham mengira bahwa tamu tersebut   kebetulan lewat di situ dan mau singgah di kemahnya. Lagi-lagi sikap Abraham di luar dugaan kita yaitu menahan ketiga tamunya itu untuk bersabar, menyuru mereka istirahat di bawah pohon sementara ia menyiapkan makanan (roti) dan minumanyang akan dihidangkan kepada tamunya agar segar kembali sebelum meneruskan perjalanan mereka. (ayat 3-5).  
Penulis teks ini mencatat dengan jelas ukuran seberapa banyak tepung yang yang ditawarkan Abraham kepada istrinya  untuk membuat roti yaitu sebanyak 3 sukat tepung yang terbaik. Kemudian istrinya harus membuat roti bundar (ayat 6). Satu sukat sama dengan 7.1 liter. Tepung sebanyak itu menghasilkan roti yang sangat banyak. Selain itu Abraham mengorbankan lembu muda yang empuk dagingnya untuk para tamu tersebut. Sajian lembu muda yang empuk hanya bisa diberikan kepada tamu-tamu istimewah.
Kunjungan tiga orang tamu Abraham sesungguhnya adalah TUHAN datang memperkuat janjiNya tentang keturunan Abraham dan Sara. Kabar gembira itu di sambut  Sara dengan tertawa sinis karena memang ia sudah mati haid dan itu adalah mustahil. TUHAN memperkuat janjiNya bahwa  bagi TUHAN tidak ada yang mustahil. Ia akan kembali dan menemukan Sara telah menggendong anaknya.


A.    Tafsir

Beberapa penafsir tradisional mengatakan bahwa Kejadian 18:1-15 pada intinya bukan Kunjungan TUHAN untuk menyampaikan janjiNya secara manusiawi melainkan menekankan “keramahan Abraham” (cf. Ambrose, Augustine, Brueggemann 1997:166; Calvin 1992:468; Exell 1900:5; Gunkel 1997:193; Hamilton 1995b:9; Hartley 2000:177; Oden 2002:62–64; Ross 1988:338; Simpson 1978:616–617; Wenham 1994:45). Kunjungan TUHAN ke kemah Abraham untuk menguji keramahannya (lih Gunkel 1997: 193) bdk juga (lih Wenham 1994: 45). Keramahan Abraham di tandai dengan sikap sembah sujud dan menyuguhkan hidangan terlesat kepada tamunya. Ini mau menggambarkan seorang Abraham yang sangat ramah akan tamu asing.  Ujian keramahan Abraham mengandaikan bahwa sebelumnya Abraham belum mengetahui bahwa salah seorang Tamu itu adalah Tuhan.
Narasi dalam Kejadian 18:1-15  tidak biasanya karena yang datang adalah tiga orang  TUHAN. Gambaran tiga orang  tak biasanya dalam teks Kitab suci. Khas kitab adalah Takut akan Tuhan dan bukan berbicara dari muka ke muka seperti dalam teks ini. Beberapa pendapat bahwa kunjungan tiga orang tamu Abraham dipengaruhi oleh mitologi Yunani.
Simpson dan Westermann dalam studi kritk literernya.  (lih Simpson 1978: 137; Westermann 1985: 274).   membanta bahwa kunjungan itu tidak ada unsur tes keramahan Abraham dari TUHAN.  Justru TUHAN datang untuk memperkuat janjiNya kepada Abraham dan Sara Istrinya.  Kabar gembira yang disampaikan TUHAN bahwa keduanya akan memperoleh keturunan meskipun mereka sudah tua. Bagi TUHAN tak ada yang mustahil.

B.     Refleksi  di zaman edan dan Tradisi Orang Dayak


`           Pernahkah  keluarga anda dikunjungi tamu asing, orang yang tak dikenal? Apa yang anda bayangkan dengan tamu tersebut? Kebanyakan orang akan bertanya dalam hatinya, Apakah tamu ini baik atau orang jahat.  Apakah saya menerima dia atau saya tolak. Abraham adalah bapak orang beriman memberi  teladan yakni  tak punya prasangka buruk terhadap tamunya. Ia malahan bersembah sujud pada tamunya. Ini merupakan sebuah tindakan Abraham di luar kebiasaan. Bagi kita, mungkin  hanya pergi dan berjabat tangan dengan orang asing itu sambil menanyakan nama dan alamatnya.  Kata orang, sikap basa basi ja.
            Dalam tradisi  leluhur orang Dayak, tamu sesungguhnya orang yang dihormati dan dilayani dengan baik. Tuan rumah biasanya menghidangkan makanan tidak seperti biasanya.  Manuk kesayangannyapun dipotongnya hanya karena menghargai tamu  tersebut.  Tamu sesungguhnya membawa rejeki  kepada keluarga karena itu dia berani mengorbankan  sesuatu  yang terbaik.  Dalam istila orang Dayak, “pongan sosatpun diumpan, apalagi manusia”. Ini menggambarkan bahwa betapa tinggi nilai kemanusian dibandingkan dengan binatang.
            Tamu sesungguhnya adalah Tuhan dalam bentuk yang lain.  Yesus berkata apabila kamu menerima seseorang bahkan yang paling hina sekalipun kamu telah menyambut Aku. Kunjungan Tuhan kepada Abraham bukan ujian/tes keramahan Abraham melainkan  Kasih Tuhan yang sudi datang mengunjungi AnakNya. Tuhan tidak datang minta makan dan minum. Tamu tidak datang dan minta makan dan minum melainkan bagaimana sikap kita yang baik terhadap tamu, sekalipun dia adalah orang asing.  Tamu yang baik membawah kabar yang baik. Tamu yang baik membawah sesuatu yang baru dalam hidup kita apabila  dengan tangan dan hati terbuka untuk menerimanya.  Abraham telah memperoleh kabar sukacita itu yakni setahun kemudian Tuhan akan datang kembali dan melihat Sara istri Abraham yang tua bangka itu menggendong anaknya.  Sebuah mujizat. Bagi Tuhan tak ada yang mustahil.
            Tamu akan senang jika semua anggota keluarga kompak menerimanya. Sara membuat roti, Abraham melayani, bujangnya mengolah dan memasak anak lembu yang empuk. Sebuah kerjasama yang baik ketika tamu asing hadir di tengah keluarganya.  Pernahkah Tuhan hadir dalam keluarga anda lewat seorang tamu. Bagaimanakah sikap anda sekeluarga?
           


[1] Sebagian suku Arab Islam adalah keturunan Esau anak Abraham dari pembantunya Hagar. Juga sebagian dari anak-anak Keturah, istri Abraham yang ketiga.
[2] TUHAN, dalam Perjanjian Lama ditulis dengan huruf besar semuanyayang berarti Yahweh, allah nenek moyang Abraham, Ishak dan Yakob.
[3] Hebron, sekarang menjadi wilayah orang Palestina. Justru di Hebron bterdapat banyak orang Katolik. Jadi Perang antara Palestina dan Israel bukan karena perang agama melainkan ada kepentingan lain misalnya soal perbatasan wilayah.
[4] Di sini juga terdapat juga makam para leluhur Ambraham di gua Makhapela. Para leluhur dikuburkan dekat tempat kramat dan suci (KJV)

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites