Monday, May 2, 2011

KOMUNI PERTAMA DI BEDUAI


Ekaristi menjadi sumber dan puncak seluruh hidup  Kristiani (LG.11). Allah adalah Kasih, terbukti karena Ia memberikan Tubuh dan darahNya menjadi santapan kita. Di altar Tuhan Yesus dikorbankan, inilah Paskah Kristus karena bukan anak domba yang disembeli melainkan Kristus sebagai Domba Paskah. Pada malam perjamuan terakhir ia mengambil roti mengucap Syukur dan berkata: Inilah TubuhKu yang dikorbankan bagi kamu dan kemudian mengambil piala dan berkata: Inilah darahKu darah Perjanjian Baru dan kekal yang ditumpahkan bagi kamu. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku (bdk. Luk, 22:7-8.13-16.19-20). Kenangan ini dilakukan terus menerus sepanjang segala abad dan dengan demikian maka,  pengorbanan Kristus buat manusia juga lakukan terus menerus. Pernahkah kita menyadari bahwa sepanjang sejarah hidup kita, Kristus terus menerus mengorbankan dirinya bagi kita?
Yesus mengundang  setiap orang supaya makan tubuh dan darahNya agar memperoleh hidup kekal karena  sesungguhnya  jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu (Yoh, 6:53). Kita semua diundang untuk mengikuti pesta perjamuan Tuhan dengan mengenakan pakaian pesta sebagai syarat mutlak. Tidak hanya mengenakan pakaian pesta melainkan membersihkan diri. Mandi dan memakai minyak wangi agar Fresh dalam mengikuti pesta perjamuan Tuhan. Zaman dahulu sebelum menerima Tubuh Kristus dalam ekaristi Kudus orang menerima sakramen pengakuan dosa. Sakramen inilah yang membuat kita Fresh dalam mengikuti peryaan Ekaristi. Zaman modern ini terutama di kota-kota besar frekuensinya semakin menurun.
Tanggal 1 Mei 2011 yang lalu 36 anak  di pusat paroki Beduai menerima Sakramen Ekaristi yang pertama kali. Mereka telah mendapat pelajaran dari Sr. Theresia, CP dan layak setelah mendapat ujian. Mereka sangat bernahagia karena boleh menerima Sakramen Ekaristi. Mereka diarak didampingi kedua orang tuanya menuju altar suci, tempat Yesus dikorbankan. Mereka telah diyakinkan bahwa hosti bukan kue biasa melainkan sudah ditranformasikan menjadi tubuh Kristus oleh Pastor yang urapi secara khusus untuk mnejalankan tugas itu. Selesai misa ada aca nyora bersama….yora…dan nyora…. Sebuah pesta rakyat adat dayak…

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites