Saturday, October 19, 2013

SANTO PAULUS DARI SALIB, GURU KEBIJAKSANAAN SALIB



St. Paulus dari Salib adalah pendiri Kongregasi Pasionis. Anggota Kongregasi ini tersebar di seluruh belahan dunia ini termasuk di Kalimantan Barat. Logo jantung hati tersalib selalu melekat di dada menunjukkan bahwa “Sengsara Yesus Kristus selalu di hati kami”. Setiap saat, ke mana dan berbuat apa, pikiran selalu diingatkan akan Sengsara Kristus. Rasul Paulus mengatakan bahwa Salib bukan lagi kebodohan melainkan kebijakasanaan dari Allah. Sulit dipahami bahwa Yesus Kristus digantungkan di kayu Salib adalah  sama dengan hukuman yang harus diterima oleh seseorang yang melakukan kejahatan besar dan justru hukuman itu merupakan penghinaan martabat Yesus sebagai Tuhan dan guru pada level yang paling rendah. Juga sulit di pahami penghinaan martabat Yesus Kristus  ini dikatakan  kebijaksanaan  dari Allah.  Lalu apa itu Kebijaksanaan?

Banyak pemikir besar mencari arti terdalam dalam kata kebijaksanaan. Teori dan praktek hidup dikaitkan  dengan kebijaksanaan seseorang. Socrates filsuf besar mengatakan  "The only true wisdom is in knowing you know nothing." kebijaksanaan sejati adalah mengetahui bahwa dia tidak mengatahui apa-apa. Kerendahan hati untuk tidak mengetahui apa-apa membuka peluang untuk menerima semua yang ada sehingga ia semakin bijaksana. Yesus Kristus terbuka menerima hukuman salib yang kenakan Bapa kepadaNya membuka peluang besar untuk pertobatan penjahat yang disalibkan bersama Dia. “Yesus ingatlah akan daku ketika Engkau sudah berada di Firdaus”.  Di kayu salib Yesus juga berdoa kepada orang-orang yang menyalibkanNya “Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.  Salib dipandang sebagai  sesuatu yang bodoh justru mengubah  keselamatan bagi semua orang termasuk para penjahat.
Santo Paulus dari Salib pendiri Kongregasi menangkap hal ini bahwa dengan merenungkan sengsara Kristus  adalah obat yang paling mujarab untuk memberantas  semua jenis kejahatan. Semua anggota Kongregasi menerusan warisan pendiri selalu siap sedia untuk merenungkan dan mewartakan Kristus yang tersalib. Robert Joerger, CP pernah berjumpa dengan paus Fransiskus dan Paus mengatakan bahwa 30 tahun saya menjadi anggota Yesuit dan itu adalah usia yang terlalu muda untuk posisi yang membutuhkan sejumlah kebijaksanaan. Dibandingkan dengan saya baru 12 tahun menjadi imam Pasionis sungguh sangat tidak berarti  untuk menggapai sebuah kebijaksanaan.  Terkadang mungkin terlalu egois, tidak rendah hati  oleh karena arogansi jiwa muda untuk mengetahui segala-galanya. Menjadi seorang pasionis memang harus rendah hati menerima panghinaan orang lain sebagai sebuah latihan rohani sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh sang pendiri Santo paulus dari Salib. Penghinaan memang menyakitkan tetapi tetapi menurut Paulus dari Salib itu adalah kebijaksanaan jika orang menerimanya dengan hati. Yesus sebagai guru Tuhan menjadi teladan kita bahwa bekali-kali Ia menerima penghinaan. “Jika benar Engkau Anak Allah turunlah dari atas salib”....Orang lain diselamatkan tetapi diriNya sendiri Ia tidak mampu menyelamatkannya......
Semoga Sengara Kristus selalu tinggal dalam Hati kita...

Pesta St. Paulus dari Salib, 19 Oktober 2013
Patrisius Dua Witin, CP


0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites