Tuesday, February 12, 2013

CAHAYA SURAT GEMBALA KEUSKUPAN SANGGAU


Menjelang Masa puasa,  semua Uskup mengeluarkan surat gembala kepada umat yang digembalakannya. Surat gembala berisikan pesan konkret sesuai dengan situasi umat dalam  keuskupannya. Surat gembala dibacakan pada hari Minggu sebelum masa puasa agar umat menjalankan masa puasa sesuai dengan tema dan pesan dari bapak Uskup. Terkadang surat dibacakan dengan cepat sehingga umat kurang memahami apalagi menjalankannya, padahal  pesan itu mengandung unsur-unsur penting bahkan menjadi cahaya untuk menerangi jalan hidup kita sehari-hari.  Kami melihat beberapa unsur penting dalam surat gembala Puasa 2013 uskup Keuskupan Sanggau, Mgr. Giulio Mencuccini, CP.  Hal ini ditulis dalam uraian di bawah ini. TEMA UTAMA SURAT GEMBALA PUASA TAHUN INI ADALAH “MENGHARGAI KERJA”

KERJA ADALAH  PANGGILAN HIDUP MANUSIA

Awal surat gembala Keuskupan Sanggau, Mgr. Giulio  Mencuccini memaknai “kerja” adalah hakekat, panggilan hidup manusia. Jika seseorang  tidak mau bekerja, jangan ia makan....Orang-orang demikian kami peringati dan nasehati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri” (2 Tes,10:12). Ini adalah cahaya yang menerangi setiap orang agar senantiasa melakukan pekerjaannya. Dengan bekerja ia dapat membangun hidupnya agar hidupnya bermakna dan berkwalitas di hadapan Tuhan dan sesamanya. Mgr. Giulio juga menyinggung soal kerjasama antara Tuhan dan manusia dalam mengelolah karya ciptaanNya. Kemiskinan terjadi di mana-mana bukankah juga sebagian dari kelemahan manusiawi dalam menghargai pekerjaan dan kelemahan dalam mengelolah karya ciptaan Tuhan? Misalkan saja, Pertama:  manusia memiliki sebidang tanah kemudian ditelantarkan, datanglah perusahan lalu dia menjualnya. Setelah itu ia kehilangan pekerjaan, lalu merantau ke Malaysia. Di Malaysia, ia ditangkap polisi karena tidak memiliki surat-surat lengkap, lalu dipenjarakan. Ini adalah dampak ketika manusia tidak menghargai kerja dan mengelolah dengan benar karya ciptaan Tuhan yang telah diberikan kepadanya. Kedua: apakah menjadi pengemis itu sebuah pekerjaan? Bercita-cita menjadi pengemis menurunkan martabat manusia sebagai pekerja. Juga mencoreng wajah Allah. Rasul Paulus sangat keras dalam hal ini “jika seseorang tidak mau bekerja jangan ia makan......

TANGGUNG JAWAB  DALAM PEKERJAAN

Bagian kedua yang bisa kita petik sebagai cahaya dalam surat gembala ini adalah manusia memiliki spirit untuk terus bersemangat dan bertanggungjawab dalam  melakukan pekerjaannya. Mgr. Giulio Mencuccini memaknainya dengan mengulang kembali ensiklik  “Laborem Exercens” oleh Paus Beato Yohanes Pulus II.  Laborem Exercens menekankan aspek rohani manusia sebagai  pekerja. Aspek inilah yang menjadi spirit untuk melaksanakan  tugas dan tanggungjawab dalam melanjutkan karya ciptaan Tuhan. Tanggungjawab seseorang dalam pekerjaannya membuat manusia menjadi trampil dalam bidangnya. Seorang pekerja bengkel sepeda motor akan menjadi trampil dan ahli dalam bidangnya jika ia sunguh-sunguh menekuni pekerjan ini. Meskipun demikian perlu ada keseimbangan antara upaya kerja memperoleh nafkah sebanyak-banyaknya dengan kebutuhan rohani. Tak mungkin seorang hamba mengabdi kepada dua Tuan demikian kata Yesus. Keseimbangan ini akan menjadikan manusia tumbuh dan berkembang secara utuh baik badan maupun jiwa. Dalam bagian surat gembala ini, uskup Giulio juga menekankan perlu adanya rasa syukur atas hasil-hasil pekerjaan dan memberi kesempatan untuk menumbuhkan sikap murah hati kepada sesama. Kekayaan duniawi hendaklah bersifat sosial jika tidak maka manusia mengantungkan hidupnya pada mammon dan bukan kepada Tuhan. Di lain pihak surat gembala ini menyinggung soal upah kerja yang layak demi  kesejahteraan keluarga, peraturan kerja sehingga para pekerja tidak dianggap sebagai budak kerja, melainkan menghormati martabatnya sebagai manusia.

KERJA DALAM HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN

Mgr. Giulio Mencuccini menulis dengan jelas tentang mejamurnya kerusakan lingkungan.  Kita perlu memberi perhatian pada kerja berkaitan dengan lingkungan hidup kita. Manusia harus bijak terutama melakukan penelitian tentang dampak lingkungan sebelum memulai sebuah usaha yang berhubungan langsung dengan lingkungan.  Bagian surat ini kami lihat sebagai sebuah cahaya bahkan menggugah setiap orang untuk menaruh perhatian pada pemeliharaan lingkungan hidup masing-masing. Surat gembala ini mencatat bahwa kita harus mulai dalam rumah tangga kita masing terutama pengelolahan sampah, menanam dan memelihara pohon-pohon, menjahui produk-produk kimia. Dengan demikian lingkungan hidup manusia menjadi sehat dan bermutu.

Beduai, 12 Februari 2013
Hari Raya Kongregasi Pasionis
Yesus Berdoa di kebun Zaitun










0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites