St. Paulus dari Salib adalah pendiri
Kongregasi Pasionis. Anggota Kongregasi ini tersebar di seluruh belahan dunia
ini termasuk di Kalimantan Barat. Logo jantung hati tersalib selalu melekat di
dada menunjukkan bahwa “Sengsara Yesus Kristus selalu di hati kami”. Setiap
saat, ke mana dan berbuat apa, pikiran selalu diingatkan akan Sengsara Kristus.
Rasul Paulus mengatakan bahwa Salib bukan lagi kebodohan melainkan kebijakasanaan
dari Allah. Sulit dipahami bahwa Yesus Kristus digantungkan di kayu Salib
adalah sama dengan hukuman yang harus
diterima oleh seseorang yang melakukan kejahatan besar dan justru hukuman itu
merupakan penghinaan martabat Yesus sebagai Tuhan dan guru pada level yang
paling rendah. Juga sulit di pahami penghinaan martabat Yesus Kristus ini dikatakan
kebijaksanaan dari Allah. Lalu apa itu Kebijaksanaan?
Banyak pemikir besar mencari arti terdalam
dalam kata kebijaksanaan. Teori dan praktek hidup dikaitkan dengan kebijaksanaan seseorang. Socrates
filsuf besar mengatakan "The only true
wisdom is in knowing you know nothing." kebijaksanaan sejati adalah mengetahui bahwa dia tidak
mengatahui apa-apa. Kerendahan hati untuk tidak mengetahui apa-apa membuka
peluang untuk menerima semua yang ada sehingga ia semakin bijaksana. Yesus
Kristus terbuka menerima hukuman salib yang kenakan Bapa kepadaNya membuka
peluang besar untuk pertobatan penjahat yang disalibkan bersama Dia. “Yesus
ingatlah akan daku ketika Engkau sudah berada di Firdaus”. Di kayu salib Yesus juga berdoa kepada
orang-orang yang menyalibkanNya “Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu
apa yang mereka perbuat”. Salib
dipandang sebagai sesuatu yang bodoh
justru mengubah keselamatan bagi semua
orang termasuk para penjahat.
Santo Paulus dari Salib pendiri Kongregasi
menangkap hal ini bahwa dengan merenungkan sengsara Kristus adalah obat yang paling mujarab untuk memberantas semua jenis kejahatan. Semua anggota
Kongregasi menerusan warisan pendiri selalu siap sedia untuk merenungkan dan
mewartakan Kristus yang tersalib. Robert Joerger, CP pernah berjumpa dengan
paus Fransiskus dan Paus mengatakan bahwa 30 tahun saya menjadi anggota Yesuit dan itu adalah usia yang terlalu muda untuk posisi
yang membutuhkan sejumlah kebijaksanaan. Dibandingkan dengan saya baru 12 tahun
menjadi imam Pasionis sungguh sangat tidak berarti untuk menggapai sebuah kebijaksanaan. Terkadang mungkin terlalu egois, tidak rendah
hati oleh karena arogansi jiwa muda
untuk mengetahui segala-galanya. Menjadi seorang pasionis memang harus rendah
hati menerima panghinaan orang lain sebagai sebuah latihan rohani sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh sang pendiri Santo paulus dari Salib. Penghinaan
memang menyakitkan tetapi tetapi menurut Paulus dari Salib itu adalah
kebijaksanaan jika orang menerimanya dengan hati. Yesus sebagai guru Tuhan
menjadi teladan kita bahwa bekali-kali Ia menerima penghinaan. “Jika benar
Engkau Anak Allah turunlah dari atas salib”....Orang lain diselamatkan tetapi
diriNya sendiri Ia tidak mampu menyelamatkannya......
Semoga Sengara Kristus selalu tinggal dalam
Hati kita...
Pesta St. Paulus dari Salib, 19 Oktober 2013
Patrisius Dua Witin, CP
0 komentar:
Post a Comment